Rabu, 26 Oktober 2016

Mampu Saingi Coca Cola, Sosro Cetak Pendapatan Rp. 1,8 Triliun



Mampu Saingi Coca Cola, Sosro Cetak Pendapatan Rp 1,8 Triliun
Jakarta -PT Sinar Sosro, produsen Teh Botol dan Teh Kotak, mencatat pendapatan (sebelumnya ditulis laba) hingga Rp 1,8 triliun pada 2008. Dari pendapatan sebesar itu, hanya Rp 9 miliar yang berasal dari keuntungan ekspor.
Demikian disampaikan Presiden Direktur PT Sinar Sosro Yoseph Sosrojoyo dalam sambutannya di acara kunjungan Presiden SBY ke produksi ke 2,5 miliar Teh Botol dan 55 juta Teh Kotak di pabrik Sosor, Cibitung, Kamis (5/2/2009).
"Pada tahun 2008 lalu pendapatan kami senilai hampir Rp 2 triliun atau tepatnya Rp 1,8 triliun. Untuk ekspor, meskipun kecil, tapi ada pertumbuhan. Jumlahnya kurang lebih Rp 9 miliar, tapi akan terus kita tingkatkan," katanya.

Beberapa negara tujuan ekspor Sosro adalah Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Australia dan AS. Dan rencananya, ke depan Sosro akan mulai mengekspor ke Timur Tengah.
Yoseph menambahkan, produk-produk Sosro saat ini masih menjadi pemimpin di pasaran. Produk Sosro seperti Teh Botol dan Teh Kotak mampu bersaing dengan produk asing seperti Coca-Cola.
"Saat ini kami mempu bersaing dengan produk asing seperti Coca Cola, bahkan kita berada di atasnya," katanya.
Pabrik PT Sinar Sosro beridiri pertama kali pada 1974 di Cakung. Bisnisnya terus menggurita hingga kini memiliki 11 kantor cabang dan 146 kantor di kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Kapasitas pabrik Sosro saat ini lebih dari 1 triliun liter dengan jumlah karyawan hingga 8.480 orang. Jumlah ini belum termasuk efek domino lapangan pekerjaan yang bisa tersedia dari produk-produk Sosro.
"Sebenarnya yang terkait dengan perusahan kami lebih dari 1 juta orang. Dari perkebunan, misalkan kebun teh 7.500 karyawan, dan sekitar 1,5 juta pedagang bergantung pada kita. Kalau Anda minum teh botol, Anda bisa membayangkan, berapa orang yang terlibat dari pembuatannya," katanya.
Di saat krisis seperti ini, Sosro mengaku melakukan penghematan di segala bidang demi mencegah terjadinya PHK. "Saat ini kita menghadapi krisis, kita melakukan penghematan untuk menghindari PHK. Kami mengikat pinggang kencang dan sampai sekarang belum ada PHK," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar